Lagi asyik-asyik menikmati hujan di pete-pete, lalu sadar kalau uang buat ongkos yang paling kecil tinggal 50 ribu-an itu rasanya kayak ada pedes-pedesnya gitu, hehe. Kalau bisa janjian sebelum naik siy gapapa (seperti kisah yang ini), tapi kalau tidak, wuaduhhh…ribet deh urusannya. Beberapa “oknum” sopir biasanya akan menuduh kita ga niat bayar, atau yang lebih ekstrim akan melontarkan “kata-kata indah”. Yang rajin dan niat banget akan menghentikan kawannya sesama sopir pete-pete dan menukar uang tersebut. Yang males, akan mengikhlaskan.
Kalau sudah situasi kayak gini, mulailah muncul ide-ide cemerlang, hihi. Saya pernah membayar ongkos pakai pulsa. Atau menjelajah kantong recehan, mencari sisa-sisa recehan yang tertinggal. Opsi yang terakhir saya tempuh tadi. Di dalam dompet kecil rupanya ada beberapa keping recehan yang tersisa. Setelah menghitung-hitung dengan seksama, jumlahnya 5.200 rupiah, melebihi ongkos pete-pete 5000 rupiah. Alhamdulillah, hatiku gembira 🙂